
Gambar dari alonrider.wordpress.com - Sekedar ilustrasi. Jangan melihat kelas atau pun merk motornya ya... š
Saat ini sedang menghangat issue tentang rencana naiknya harga BBM, yang katanya, hal ini merupakan solusi untuk mengurangi beban APBN yang diakibatkan oleh carut-marutnya pengelolaan negeri ini. Jika benar terjadi, kenaikan harga Rp.500 – Rp. 1500 ini akan berdampak buruk bagi aspek sosial ekonomi kemasyarakatan. Jika nantinya harga premium menjadi Rp.6000 per liter, para ahli memprediksi akan ada kenaikan inflasi sekitar 2,25%, meningkatnya angka kemiskinan menyusul kenaikan harga sembako dan lainnya, bahkan disinyalir tarif angkutan umum bisa naik sampai 30%. Hmm… Semakin susah saja.
Memang, beragam sikap dari muncul di masyarakat. Ada yang apatis, pasrah, tapi tidak sedikit yang mengeluh karena tidak siap menerima keadaan. Sebagai bikers, kita pun akan mengalami dampak langsung, ongkos operasional bulanan dipastikan bisa melambung. Lantas gimana dong?… Naik angkot? Naik KRL? Naik Busway?…, hehehe… Kan tarif naik bro, lagian layanan transportasi publik di negeri ini sangat memprihatinkan, jauh dari rasa aman dan nyaman. Yahhh… Untuk sementara mungkin kita harus mensiasati dengan cara mengoptimalisasi potensi yang kita miliki.
Apa dong solusinya? NGIRIT…! Beli motor baru yang katanya irit? Hahaha… Kalo ini kDW no comment dagh…, lagian kalo beli motor lagi mah bukannya ngirit dong. Bagi kDW irit itu banyak faktor, selain memang bawaan lahir motor, yang paling menentukan irit atau borosnya motor adalah tergantung bagaimana perawatan, perlakuan dan cara berkendara kita.
Motor yang dijual oleh pabrikan pastinya sudah disetting optimal performa dan konsumsi bahan bakarnya supaya irit, ditunjang juga oleh spek mesin dan perangkat fungsionalitas lainnya yang mempengaruhi. Yang harus diperhatikan supaya menghemat (mengirit) BBM adalah:
1. Perawatan rutin.
Supaya kondisi motor kita tetap prima, lakukanlah perawatan secara rutin. Ikuti petunjuk yang terdapat pada buku manual, seperti service dan ganti oli secara berkala. Diharapkan kondisi mesin tetap sehat sehingga performa dan keiritan tetap terjaga.
2. Perhatikan ukuran ban, tekanan angin dan kondisi rantai.
Ban merupakan komponen yang sangat penting, sebaiknya ukuran yang diaplikasikan merujuk pada batasan rekomendasi dari pabrik, kalaupun ingin memperbesar dan memperkecil ukuran ban jangan sampai melebihi batas maksimum atau kurang dari batas minimum. Lakukan juga pengecekan tekanan angin, tambah jika diperlukan sampai tekanan sesuai rekomendasi pabrik. Selain itu juga cek kondisi rantai secara keseluruhan, atur kekencangannya atau ganti jika sudah tidak layak kondisinya.
Ukuran ban yang terlalu lebar, tekanan angin yang kurang dan kondisi rantai yang kendur, selain membahayakan juga memperberat kinerja mesin motor yang akhirnya mempengaruhi gaya riding dan konsumsi BBM menjadi boros.
3. Lepas aksesories yang tidak perlu.
Aksesories yang dimaksud adalah alat tambahan yang malah mempengaruhi beban pada motor, baik secara bobot fisik ataupun beban kelistrikan. Misalnya, jika kita mengaplikasikan box, jika tidak dipakai sebaiknya dilepas saja karena beban berat mempengaruhi kinerja mesin, begitupun dengan peralatan lenong yang membebani kelistrikan seperti lampu tambahan, klakson tambahan dan … (isi sendiri hehehe). Jika terpasang, hal ini akan mempengaruhi pada suplai kelistrikan pengapian dan akan mengakibatkan proses pembakaran di mesin menjadi kurang sempurna dan boros BBM.
4. Rubahlah cara berkendara menjadi “Econo Riding”.
Econo riding merupakan teknik berkendara yang bertujuan untuk mengefensiesikan konsumsi BBM, yaitu menjaga putaran mesin konstan di RPM tertentu (3000 – 4500 RPM) disesuaikan dengan segala kondisi jalan. Diusahakan jangan sering buka-tutup gas, gunakan bukaan gas yang halus dan jangan menyentak-nyentak, dikombinasikan juga dengan perpindahan gigi yang halus dan teknik mengerem yang baik pada saat yang tepat. Hindari akselerasi mendadak hingga RPM naik tiba-tiba, putaran tinggi lalu mengerem mendadak. Kenapa? Karena seringnya akselerasi mendadak membutuhkan tenaga yang besar dibanding mengurut gas, alhasil konsumsi BBM menjadi lebih boros.
Selain berefek pada iritnya BBM, econo riding juga memberikan dampak positif pada lingkungan karena pembakaran sempurna menjadikan emisi gas buang juga rendah. Cuma itu? Ternyata tidak mazbro… Econo riding juga berkaitan dengan keawetan mesin dan safety riding! Oke dahh… Semoga berguna dan salam irit…. š (kDW)
Dari berbagai sumber
dari jauh mirip CBR 150
SukaSuka
kyaaaaa…. Photonya dikomen juga š
SukaSuka
multistrada masbro
SukaSuka
Pertamax………..
SukaSuka
Premium mahal ganti pertamax! š
SukaSuka
ganti petronas saja,
biar tambah maju malaysia
SukaSuka
Ganti pake lpg.Biar bawa bom waktu.Hehehehe.
Yang demen adu argument dunia motogp,silahken mampir di:
http://www.jbrossi.wordpress.com
SukaSuka
mantap deh bro dengan mtr ane dan tips dr kang dadang mdh2n tambah irit
SukaSuka
Gitu ko repot, pake pertamax lah.. diluar negeri juga harga bbm segini..
mampu beli motor/mobil tapi tidak mampu beli bbm subsidi.. ya sudah, ga usah beli motor lah.. pakai kendaraan umum saja..
Beli motor/mobil mahal biar dianggap berkelas/berduit
tapi ga mau beli bbm subdisi soalnya masih menganggap diri orang “tidak mampu”… sigh…
Note : gua bukan orang kaya bos, tapi gua bisa manage pengeluaran dan tingkat berkendara gua.. lagian biarlah subsidi BBM buat orang2 yg tidak seberuntung gua sekrg.
SukaSuka