Arsip untuk Agustus, 2012

Ini yang dimaksud brotherhood?

Sebenarnya sudah sangat cukup jelas ketika mazbro membaca komik singkat buatan mas Steven Sahardjo diatas. kDW pun yakin semuanya faham akan apa itu ‘brotherhood’, tapi fakta di lapangan tiap individu atau kelompok berbeda-beda dalam bersikap tergantung kepentingan dan egonya masing-masing. Hmm… Wajar sich, hal ini erat kaitannya dengan “Biker Maturity Level”. Apa itu? Nanti kita bahas di artikel terpisah ya…

Viva brotherhood. Unity in diversity… (kDW)

Sebenarnya hal yang sangat mudah bagi Honda untuk memproduksi motor sport keren tapi harganya setara motor bebek. “Ah masa sich?”, mungkin itu pertanyaan kebanyakan orang di Indonesia yang memang antara variant sport dan bebek range-nya jelas dibedakan dari segi harga.

Sudah tahu Honda CB Twister? Wajar kalau mazbro asing mendengarnya. Ini adalah motor sport entry level yang dijual Honda Motor and Scooter India (HMSI) dibandrol lebih murah dari Pulsar 135LS. Sebagai perbandingan, di New Delhi Honda CB Twister dijual 46.000,- rs untuk yang tromol dan 49.000,- rs untuk yang sudah mengaplikasikan rem cakram depan, sedangkan bandrol Pulsar 135LS sendiri di 53.000,- rs.

Beranikah AHM menjualnya disini dengan harga 14 jutaan? kDW yakin laku, apalagi yang jual itu Honda. Tapi dijamin “dunia bebek”-nya gonjang-ganjing… 😀

Bagaimana menurut mazbro semuanya? Layakkah CB Twister dijadikan pion pasukan motor sport AHM? Silahkan share pendapatnya disini. (kDW)

Honda CB Twister features and specifications:
– Engine, air cooled four-stroke SI
– Displacement, 109cc engine
– Transmission, four-speed constant mesh
– 9 Hp powerful horse power at 8000 rpm
– 9 Nm powerful torque at 6000 rpm
– Ignition, digital CDI
– Suspensions, telescopic fork front and shock absorber rear
– Chassis, diamond twin-pipe design
– Analogue fuel gauge and speedometer
– Headlamp bright halogen
– Tank storage maximum 8 litres
– Whellbase, 1262 mm
– Dimension, 1972 x 1075 x 742 mm
– Weight, 108 kilograms.

Gambar: Ilustrasi Old Yamaha R15 tampak belakang

Mungkin artikel ini lebay yach. Tapi bagi kDW pengalaman ‘first impression’ bertemu sosok V-Ixion ber-fairing asal India ini sesuatu banget. Barang langka cuuuy…! Terus ketemunya gak lebih 2 KM dari rumah yang bisa dibilang area perkampungan. Di Jakarta saja cukup sulit memergoki R15 keluyuran di jalanan.

Sore kemarin (17/08), sepulang belanja kebutuhan lebaran, kDW membonceng istri pulang ke rumah. Riding santai menyusuri jalan aspal sempit, tampak didepan ada motor berfairing yang disinyalir pemudik, plat nopol-nya B. Awalnya sih gak ada yang menarik, paling juga motor ‘biasa’. Tapi pas memperhatikan area buritan, perpaduan antara stop lamp dan behel belakang secara naluri menggiring opini bahwa itu adalah Honda!

Ya. Sekilas mirip CBR Series. Eh, tapi kok bukan… NMP kah? Atau Tiger modifan??? Eits… Kok spakbor belakangnya meruncing ke ujung mirip Ninja 250R. Wah motor apaan niiich…??? Setelah diperhatikan knalpotnya yang berwarna hitam kurang familiar bagi kDW. Bergeser ke area dashboard dan fairing, dari belakang nampak gambot dan keren. Mungkinkah ini Minerva 200R yang klonengannya Honda CBR 125R? Aahhh… Bukan!

Penasaran. Lalu kDW memposisikan lebih dekat agak samping, tapi tidak untuk menyalip atau doi merasa terganggu. Woow…! Area sampingnya V-Ixion banget, nampak cover samping dan deltabox warna hitamnya. Ini Yamaha! Nah… Spionnya yang membulat mengingatkan kDW pada spion Mio. Terlihat ada tulisan putih di kaca bagian bawahnya, mirip Pulsar atau Apache. Khas India nich. “Bu… Motor di depan itu Yamaha R15, dari India!” ujar kDW setengah berteriak.

Saat menikung, motor misterius berwarna hitam ini memperlihatkan bagian fairing. Ada list striping minimalis warna putih dari ujung tangki melintang melebar ke arah fairing depan bawah, samar-samar nampak decal R15. Aaaaargh….

Lima menit pengamatan itu dengan berat hati terselesaikan karena kDW harus memutar kemudi belok kanan selepas tikungan. Nganterin istri ke rumah, karena pelanggan es buah sudah pada ngantri menunggu hehehe…. Andai saja! Pengen rasanya menyalip lalu baik-baik memberhentikannya. Sedikit interview dan ambil gambar mungkin bisa membuat artikel ini lebih hidup. (kDW)

Ilustrasi tambahan:

Gambar: Penampakan Old Yamaha R15 warna hitam di Jakarta – http://www.sejutaumat.com

Relawan RSA Bandung, berpose sebelum bergerak! (10/08) – Photo: Dok. RSA Indonesia

Ketika mengetahui ada agenda ini, hati kDW langsung tergerak. Info dari forum ”Kulo Biker Sanes Gangster” (KBSG) menerangkan bahwa Road Safety Association (RSA) akan mengadakan sebuah aksi bertema ‘Ngabuburit Bareng RSA’. Aksi yang akan akan dilaksanakan pada Jum’at, 10 Agustus mulai pukul 17.00 WIB ini diisi dengan kegiatan bagi-bagi flyer ‘kampaye keselamatan jalan’ secara serentak di enam kota besar, diantaranya yaitu Padang, Palembang, Jakarta, Bandung, Jogjakarta dan Surabaya. Langsung saja kDW menghubungi bro Ridwan, koordinator aksi di kota Bandung, menyatakan kesiapan untuk bergabung.

Jum’at pagi (10/08) sebuah sms dari koordinator aksi kDW terima, didapat informasi tikum di parkiran PUSDAI pukul 15.00 WIB. Sip! kDW pun mengabarkan akan meluncur dari Subang pukul 2 siang. Karena satu dan lain hal, akhirnya waktu keberangkatan jadi mundur satu jam dari rencana. Sore itu traffic Subang – Bandung cukup ramai, untuk mempersingkat waktu dan menghindari titik macet, di pasar Lembang kDW mengarahkan kemudi ke jalur Punclut – Dago – UNPAD – Gedung Sate – PUSDAI, walaupun akhirnya terjebak juga di selepas UNPAD. Padat merayap!

Tiba di parkiran PUSDAI tepat pukul 16.20 WIB, nampak beberapa rekan dari Pulsarian Bandung baru saja memarkirkan motornya. kDW bergegas menyalami mereka dan turut merapat ke kerumunan relawan lainnya yang berasal dari beberapa club/komunitas motor di Bandung. Setelah saling sapa dan berkenalan, koordinator aksi mulai memberikan pengarahan dan membagi kami menjadi sedikitnya empat kelompok aksi berdasar titik-titik sasaran di area parkiran PUSDAI dan sekitarnya, termasuk lokasi kuliner yang menjadi titik ramai menjelang berbuka.

Tepat pukul 17.00 WIB kami mulai beraksi! kDW tergabung bersama rekan-rekan T-BRAC dan ditemani seorang pemandu dari RSA, lokasi sasaran adalah beberapa kedai kuliner sepanjang Jalan Dipenogoro terus ke arah Gasibu, berputar ke Jalan Surapati dan berakhir di PUSDAI kembali. Tidak hanya sebar flyer, kami pun melakukan edukasi dan sedikit tanya jawab dengan responden walau pun tidak sedikit penolakan dan ekspresi kurang bersahabat. Disangka minta sumbangan kali ye? Hehehe… 😀

Selepas Maghrib kami bergeser ke pedagang kaki di depan gedung TELKOM, sedikit evaluasi dan bercengkrama sambil menikmati nasi pecel. Wah, kayak lagi kopdar gabungan saja, akhirnya kDW ‘ngeuh’ para relawan ini berasal dari T-BRAC (TVS – Brotherhood Rider Apache Community), PEGASUS Bandung, Ikatan Piaggio Bandung, YVML, Forum Nouvo Indonesia dan lainnya, minus Pulsarian Bandung yang pulang lebih awal.

Sebelum pulang, kDW menyempatkan diri menyambangi markas T-BRAC di Taman Pramuka, lalu bergeser ke kopdaran Pulsarian Bandung di depan Gedung Sate dan menutupnya dengan ngopi bareng rekan-rekan Bajaj Independent Group (BIG) hingga menjelang sahur. Cag ahhh…. / kDW