Archive for the ‘Uncategorized’ Category

Ilustrasi (foto: Aldy/Republika)

KDWMotoblog – Brosist! Ramadhan 1444 Hijriah telah tiba. Biasanya beragam kegiatan khas biker bertema Ramadhan ramai digelar, seperti buka bersama (bukber), berbagi takjil di jalan, Sahur on The Road (SOTR) dan berbagai santunan riuh diadakan. Pastinya kegiatan-kegiatan tersebut bersifat positif dan dilandasi dengan niat baik.

Tapi… Pada Rabu (21/03/2023) Kepolisian Daerah Jawa Barat menyoroti perihal sahur on the road. Melalui Kabid Humas Kombes Pol Ibrahim Tompo S.I.K., M.Si, Polda Jabar mengimbau dan menyarankan kepada masyarakat untuk tidak menggelar Sahur on The Road selama bulan Ramadhan. Dengan alasan kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan kerumunan dan gesekan yang memicu terjadinya keributan antar warga masyarakat.

(lebih…)
Foto: jurnalpolri.com

KDWMotoblog – Beberapa hari jelang Ramadan, Polres Subang menggencarkan razia kendaraan roda dua berknalpot bising. Razia tersebut dilakukan oleh Satuan Lalu Lintas juga Satuan Samapta di Kabupaten Subang.

“Kepada masyarakat yang melakukan pelanggaran penggunaan knalpot bising dilakukan edukasi, mencopot dan mengganti knalpot bising, serta membuat surat pernyataan untuk tidak memasang kembali knalpot yg tidak Sesuai spektek,” ujar Kasat Lantas Polres Subang, AKP Luky Martono.

(lebih…)
Bubut Jawa, dengan nama latin Centropus nigrorufus
Google | Burung Bubut Jawa (Centropus nigrorufus)

Ini adalah burung Bubut Jawa dengan nama latin Centropus nigrorufus. Berdasarkan data Internasional Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), pada 2016, Bubut Jawa diperkirakan jumlahnya kurang lebih 250 sampai dengan 10 ribu individu.

Bulu badannya berwarna hitam kebiruan, sedangkan sayapnya coklat kemerahan. Kepaknya melebar saat bertengger di salah satu batang belukar pagi tadi. Matanya yang merah tampak awas melihat situasi di sekitarnya. Menyadari jadi pusat perhatian, dengan cepat terbang rendah menuju lembah di sebrang jalan.

Habitat burung ini di dataran rendah dengan vegetasi yang rapat, ketinggian mencapai 800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sering dijumpai di tepi hutan, semak tepi sungai, belukar sekunder, juga hutan mangrove. Sering pula dijumpai hinggap di atas tanah, atau di semak-semak kecil dan pepohonan.

(lebih…)
KDW | Foto bersama didepan Cupumanik Caffee, Desa Cupunagara

“Sunmori kuy!”, satu pesan singkat memecah kesunyian group WA pada Sabtu siang kemarin (04/03/23). KDW yang sebetulnya sudah merasa inscure dengan istilah tersebut merasa tertantang dan mengiyakan. Pilihan jalur Darmaga – Cupunagara kami sepakati.

KDW | Pamflet dadakan, di-posting malem Minggu jam 10 malam. 🤣

Sunmori merupakan akronim dari “Sunday Morning Ride” ini sedang trend di kalangan para kawula muda pehobi motoran. Pun terjadi di Subang. Aktifitas berkendara di Minggu pagi tersebut ramai dilakukan, terkonsentrasi di sepanjang jalur Jalancagak – Ciater – Lembang.

Bagi KDW aktifitas ini merupakan masa lalu. Malah banyak yang menuding sebagai penggagas dan mempopulerkan sunmori di rentang tahun 2010 – 2016. Sebelum akhirnya geser ke Satmori (hari Sabtu) di lokasi yang sama hingga memilih nyasar cantik ke hutan dan pelosok. Kenapa? Karena mulai 2014 sunmori di Ciater – Lembang sudah mulai horor.

(lebih…)

Zia Auto Care adalah bengkel modern terpadu yang cukup ternama di kota Subang, berpusat di Jln. Arief Rahman Hakim (perempatan Tegal Kalapa) dan telah membuka cabang di Jln. MT. Haryono (perempatan Cadika), Subang. Layanan penjualan accesories/sparepart dan jasa service lengkap untuk mobil dan motor yang dilengkapi caffe ber-free hotspot juga layanan cuci kendaraan merupakan daya tarik tersendiri. Bahkan cabangnya di MT. Haryono dipadu dengan resto cepat saji JFC, Jupe Fried Chicken. Siapa yang gak betah coba? Service rutin sekalian sambil nyuci, saat menunggu bisa sambil ngopi-ngopi / makan dan internetan sepuasnya.

Ya, hal diataslah yang membuat kDW juga lebih memilih mencuci Pulsar kesayangan di Zia Auto Care walau tarifnya 3ribu lebih mahal dari tempat pencucian motor lainnya. Tapi hari ini (17/11) kDW mengalami puncak kekecewaan. Layanan pencucian kendaraannya seakan mendiskriminasikan konsumen yang membawa kendaraan roda dua, alias motor.

Hari ini adalah ketiga kalinya (berturut-turut) motor kDW ditolak untuk dicuci di Zia Auto Care Jln. MT. Haryono, Cadika – Subang dengan alasan yang sama, “karyawan yang mencuci motor tidak masuk kerja”. Padahal setiap ada penolakan itu setidaknya ada lebih dari 10 orang karyawan dan 1 dari 3 tempat cuci mobil sedang kosong, artinya tidak sedang penuh dan dengan sedikit sabar menunggu motor saya bisa dikerjakan. Toh kDW juga mau sambil menikmati paha ‘Jupe’, menunggu sampai sejam pun gak masalah lah.

Sesaat setelah motor diparkir dekat tempat cuci motor kDW merasa dicuekan, tidak ada karyawan yang menghampiri, semua sok sibuk dengan kerjaannya. Baru setelah menyapa dan menunjuk ke arah motor, seorang karyawan memberitahu rekan kerjanya (koordinatornya mungkin), dan setelah mereka berkomunikasi dengan bahasa isyarat didapat jawaban “Teu tiasa A, nu didamelna teu lalebet” (Gak bisa mas, yang kerjanya gak pada masuk). Bahkan sewaktu penolakan kedua ada tambahan kalimat, “Besok kesini lagi aja”. Whattt? Mau nyuci motor sekarang harus nunggu besok!? Untungnya saat itu masih bisa sabar.

Mendengar penjelasan itu, kDW menghampirinya dan bilang, “Kang, tau gak. Saya sudah ketiga kalinya ditolak gini. Apa enak??”, melihat kDW sedikit emosi dia panggil temennya, “Gimana ini?”, seraya mau mencuci motor. “Sudah, gak perlu. Saya cuma minta ketemu atau minta nomor Hp bos disini aja. Saya mau komplain…!”. Dengan gugup karyawan itu mempersilahkan kDW menemui koordinatornya. Tapi sang koordinator bungkam dan menyuruh saya menemui bosnya di bengkel yang di Tegal Kalapa, akhirnya saya ‘dilempar’ ke resepsionis yang juga akhirnya berusaha merujuk kDW menemui seseorang di JFC untuk mendapatkan nomor Hp bos-nya tersebut. Tapi kDW menolak diping-pong, akhirnya terjadi percakapan;

“Sudah, kalo gak ngasih saya komplain ke mbak aja. Tolong sampaikan ke bos-nya. Mbak apakah tempat pencucian ini untuk mobil saja? Atau juga termasuk motor?”

“Termasuk motor juga A. Emang kenapa?”

“Mbak, motor saya sudah 3x berturut-turut ditolak nyuci disini. Kalo memang gak terima motor, tolong pasang plang “KHUSUS MOBIL”, saya hargai dan gak akan protes kayak gini. Ini diskriminasi! Atau nyuci motor saya itu lebih susah dari mobil? Tinggal sesuaikan lagi aja harganya, yang penting pelayanan memuaskan.”

“Mungkin lagi penuh A, jadinya begitu. Ma’afin ya A”

“Oke. Tapi kenapa ditolak berkali-kali? Lagian kan saya bisa menunggu. Sambil makan, ngopi atau bengong sekali pun mbak.”

Nah, postingan ini kDW tulis sebagai ungkapan “komplain” kepada pihak pimpinan dan management Zia Auto Care. Semoga bisa menanggapinya dengan bijak, mengklarifikasi dan memperbaiki/membenahi SOP pelayanannya. Kalau seandainya masalah penolakan ini akibat malasnya para karyawan mencuci motor saya (Pulsar memang banyak celah yang susah dibersihkan), mohon berikan teguran guna mempertahankan kwalitas pelayanan. Jika keberatan tinggal disesuaikan saja tarifnya, harus bayar berapa? Terimakasih.

(kDWblog)

Sirkuit Sari Ater | Credit image: Deddy Adisudharma

Subang – kDWblog. Guna memfasilitasi ajang West Java Enduro Championship (WJEC), panitia bersama Sari Ater tengah membangun sirkuit garuk tanah di Ciater.

Sirkuit sepanjang 2 Km yang dirancang oleh Frans Tanujaya dan kang Deddy Adisudharma ini berkarakter speed tapi tetap menonjolkan prinsip enduro, maka tetap diberi handicap alam maupun buatan. Handicap yang digunakan adalah trap sawah / drop off, batang pohon, kubangan lumpur yang dibawahnya dilapis papan agar kedalaman tetap terus dipertahankan dan agar tidak licin. Selain itu juga ada tanjakan dan turunan curam dikombinasikan dengan terowongan. Jika dirinci, terdiri dari 30% speed, 65% technical dan 5% air. Wahhh…, menarik nich.

West Java Enduro Championship (WJEC) akan di selenggarakan pada tanggal 06 – 07 Oktober 2012. Ini adalah event enduro, dan sepeda motor yang digunakan di event ini adalah jenis “Enduro Competition” (non motocross), trail lokal (Kawasaki KLX, Suzuki TS) maupun trail modifikasi (bukan sasis bebek). Sepenuhnya akan menggunakan regulasi IMI dan menggunakan tranponder. Bagi yang punya motornya dan berminat silahkan ikut, bagi yang mau hiburan silahkan nonton. (kDW)

Hmm… Apa yang anda pikirkan ketika melihat gambar motor diatas? CBR 250 Naked kah? Ya anda nyaris benar. Tapi sayang, itu bukan produk Honda, tapi produk Jiajue asal China !

Sebuah link facebook kiriman om Dar Sono Su mengarahkan kDW ke situsnya. Tidak didapat banyak keterangan, produk buatan Zhejiang Jiajue Motorcycle Manufacturing Co. Ltd. yang berkode Jiajue N-10 ini hanya diinfokan memiliki dua pilihan, 125cc dan 250cc water cooled. Setidaknya ini bisa menjadi inspirasi buat Honda hahaha…. 😀

Apakah sosok Honda Raptor 150 a.k.a K15 a.k.a si teralis mirip ini? Entahlah… Silahkan dikomentari mazbro! (kDW)

Link:
http://chinamotorworld.com/index.php?c=enterprise&a=viewProd&id=86&itemid=840/

Masih ingat artikel teaser “Test Ride” kemarin? Cukup banyak yang penasaran dan mencoba menebak, kira-kira motor apakah gerangan yang dijajal kDW hari Minggu (02/09) pagi itu. Jawabannya adalah…..

Kawasaki ER-6n

Yap! Naked bike warna hitam dop di parkiran Circle-K itu adalah Kawasaki ER-6n model 2012. Motor yang dibingkai sasis double-pipe perimeter frame dan mengaplikasikan rear monoshock setengah tidur yang khas ini dibekali mesin 2 sylinder DOHC 8 valves berkapasitas total 649 cc. Menurut klaim pabrikan, bisa memuntahkan tenaga maksimal 70,7 Ps @ 8000 rpm dan torsi badak 64 Nm @ 7000 rpm. Wuihhh…., gimana rasanya ya?

Setelah kunci diterima, kDW langsung mendekat. Keraguan dicoba ditepis, dengan tenang kDW ambil posisi duduk mengangkangi jok. Beueuhhh…, nyaman sangat mazbro! Cukup lebar dan empuk, tinggi jok yang cuma 805 mm begitu pas dengan postur kDW yang 169 cm. Serasa lebih pendek sedikit dibanding Pulsar 200, jadi kedua kaki hampir menapak sempurna.

Kunci kontak diputar, sontak instrumen dashboard menyala. Indikator digitalnya terlihat jelas dan mudah terbaca, dipadu backlighting warna biru pada panel LCD dan warna putih kekuningan di panel takometer analognya. Sayangnya kDW tidak banyak menggali informasi tentang indikator apa saja yang tersaji di panel LCD, hanya sekilas melihat ada jam digital dan trip meter.

Sesaat setelah starter, cukup dikagetkan dengan suara engine, kok kasar banget yak? Sekilas mirip suara Ninja 250R, tapi lebih ‘deep’ dan bertenaga ketika thortle sedikit dimainkan. Saat posisi gear masih normal, tarik kopling dan masukin gigi 1 lalu side stand yang tadinya sudah dilipat sebelum menyalakan mesin kembali diturunkan. Woohhh…, mesin langsung mati. Safety juga nich, ada fitur side stand switch-nya. Oh ya, perpindahan gigi dibutuhkan effort yang cukup dan terdengar suara ‘bletak’, tidak sehalus Pulsar ternyata. Hehehe…, mungkin begini karakter mesin cc besar atau mungkin juga kDW yang belum terbiasa.

Torsi melimpah dan menawarkan kemudahan berkendara diatas sebuah moge

Tak sabar, setelah starter ulang perlahan gas dibuka dan kopling dilepas. Wusssh…, akselerasinya mantap euy! Di fase ini kDW cukup berhati-hati, gak mau seenaknya buka gas, cukup merasakan sensasi cepatnya akselerasi dengan membatasi putaran mesin tidak melebihi 4000 RPM. Lumayan ngerasa bedanya, pengalaman dahsyat walau cuma mentok di 80 KM/Jam dan mencoba sampai gear 2 dari 6 yang ada. Lho kenapa? Selain baru pengenalan juga kDW tidak menguasai medan, soalnya test ride di jalan yang belum hafal karakternya seperti apa, takut tiba-tiba nabrak kendaraan yang keluar dari komplek perumahan.

Kesimpulannya, torsinya yang besar membuat motor berbobot 204 Kg ini terasa ringan. Ketika mencoba bermanuver di kecepatan rendah pun begitu mudah dan lincah. Yakin, kalau riding di jalan yang trafic-nya padat pun bisa selap-selip. Yang paling kDW suka adalah disaat belok sedikit merebah, Kawasaki ER-6n yang dibekali ban standard merk Dunlop ukuran 120/70ZR17 di depan dan 160/60ZR17 di belakang ini sangat nurut, tidak ada kekhawatiran slide, seakan begitu lengket di aspal. Ternyata diluar dugaan, moge Kawasaki seharga 99 juta OTR Jakarta ini begitu mudah dikendarai, sangat cocok bagi biker yang mau naik kelas. Glek…!

Oh ya… Thanks a lot buat pria misterius, yang telah berbaik hati meminjamkan ‘big toys’-nya yang masih kinyis-kinyis. Kapan-kapan nyoba lagi di sirkuit atau di jalan berkelok dan menanjak seputar Ciater, Subang yaaaaak…. 😀

Ini dia pria misterius itu

Ada yang kenal? Hehehe… Silahkan dikomentari mazbro… (kDW)

Ready to Test Ride?

Minggu pagi, 02 September 2012. Saat itu posisi kDW masih di Jakarta selepas malam harinya menghadiri acara kopdargab AMBI Jakarta – Banten di Lapangan IRTI Monas. Tidak ingin melewatkan suasana pagi yang cerah di Jakarta, kDW berjalan kaki menuju ke Circle-K yang kebetulan tidak jauh dari tempat menginap, sebuah komplek perumahan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Lho ngapain? Numpang nyeduh Cappucino mazbro hehehe… 😀

Nah…. Disinilah pengalaman seru dimulai. Entah mengapa kDW memilih meja di luar, tepat di dekat parkiran. Jreeengggg….! Pandangan mata tertuju pada sosok sebuah naked bike mirip Byson berwarna hitam dop. Tak lama, keluarlah seorang pria menghampiri kDW yang masih memplototi motor itu dari ujung spion sampai ujung knalpotnya yang ngumpet deket mesin.

“Kenapa mas…?”, ujar pria itu mengagetkan kDW.

“Ohh…, enggak apa-apa om. Motornya keren”, jawab kDW sekenanya.

“Mau nyoba?”

Deziggggghhh….! Tawarannya bikin kaget bukan kepalang. Pria itu bermimik serius sambil menyodorkan kunci motornya. Setelah yakin, dengan jantung deg-degan dan perasaan galau kDW menerima kunci itu. Kesempatan emas ini gak boleh disia-siakan begitu saja, mumpung pagi itu Jakarta masih sepi, pikir kDW.

Sampai sini dulu yak mazbro teasernya. Buat yang penasaran, nantikan hasil reviewnya di artikel selanjutnya. (kDW)

Ini yang dimaksud brotherhood?

Sebenarnya sudah sangat cukup jelas ketika mazbro membaca komik singkat buatan mas Steven Sahardjo diatas. kDW pun yakin semuanya faham akan apa itu ‘brotherhood’, tapi fakta di lapangan tiap individu atau kelompok berbeda-beda dalam bersikap tergantung kepentingan dan egonya masing-masing. Hmm… Wajar sich, hal ini erat kaitannya dengan “Biker Maturity Level”. Apa itu? Nanti kita bahas di artikel terpisah ya…

Viva brotherhood. Unity in diversity… (kDW)